About Me

My photo
Darry, my nick name, was born on 1st December 1991, The eldest of 4 siblings, Bachelor of International Affairs Management with Honors, Living life to the MAX!

Monday, May 17, 2010

Time own Human or Human own the time?

Life is rolling every day, day by day, week by week, month by month, and year by year. Many people are not realized that they have been ruled by the time. "Time is money", and another said that "Time is gold." Is time really monopolized human life?
For certain people it does, because they just lazy and keep waiting till they need to rushing for the time. For another group of people, Time is ruled by human. We are the one ought to wait for the time. For example, someone has meeting at 10 am, than he should make a plan, when should he leaving home? Which type of transportation will be taken? How long does the journey take till the meeting point? The entire plan must be made in order to have good time management and having an on time habit.
Whereas, there are some other person that has a meeting at 10 am than waiting till the clock is shown 10 am and he just prepared for the meeting at 10 am. This kind of person is a person who is ruled by time. They don't have a time management and always rushing for a meeting. Mostly, this type of person has a bad behavior which is always being late.
 From my own experience, the one who live in village will be more on time and have a good time management compared to the one who live in the city. The biggest the city, the less time management they had. The villagers will get up early in the morning and start their activities for the whole day.
While the citizens, the time their get up depends their working time, if it is 10, they will get up at 8. Furthermore, there even some people who is sleeping in the morning, because night is their working time. Differences of culture will also affect the on time or late behavior.
Now, as I am participating as an exchange student in Tianjin, China, I've learned many things that I never get if I just come to china as a tourist. Feel like I really become a part of the new society. Actually, I am Indonesian, which gets used to the slow live and owned a really bad habit in time management.
In Indonesia, almost in every meeting there will be always a time postponed for 10 minutes or even 1 hour. But it doesn't exist if it was a military meeting or any other alike its. Then, when I taking my degree in Malaysia, I found there is a different level of time disciplines in there. Even the Chinese, Malay, or Tamil in Malaysia has a different level of time disciplines.
The Chinese in Malaysia is having a more time punctual habit depends to Malay or Tamil as well. If you are going for a Project meeting that all the member are Chinese, never try to late because if you late, you will really shy to get in to the meeting room, because all of the eyes will looking on you.
And now, I go to another place, with a totally different living habit, behavior, and culture. China is really big country and almost in every house, the children are taught how to manage their time. Even there is a phrase saying that “A successful person is always waiting for time because the time is never waiting for and once have been left by the time, the chance of failure will be bigger."
Most of the successful person in china used to be a part of farmer family, which means that they are villagers. The farmer family is a very discipline family because they always get up on time and start working in the field on time. If they don't, they will be late for the whole harvesting process in one season.
So once if you have been left by time, you wouldn't able chase it whatever you do and how hard you try to chase it. Now I can understand why people saying "Kejarlah ketertinggalan" and not "Kejarlah kemajuan".  

Wednesday, May 12, 2010

Meeting Partner, Window Shopping + Culinary

Hari ini, bangun di pagi hari seperti biasanya dan telah tersedia segelas susu dan roti untuk sarapan. Asyik! Homestay saya baik benar, serasa tinggal di apartemen full service. Selesai makan, saya bersiap-siap menuju BinJiang road di pusat kota Tian Jin. Tempat ini merupakan pusat perbelanjaan. Jumlah toko dan plaza tidak terhitung banyaknya. Dengan menggunakan transportasi umum, pastinya bus, saya menuju sana. Ongkosnya sangat murah bahkan melebihi murahnya angkot, fasilitas bus juga sangat terawat.
Tepat tengah hari, saya tiba disana dan menunggu kedua teman saya, seorang merupakan pemeran baru dari Singapura, yang seorang lagi memang pemeran tetap lost in KL, yang ngurus visa bersama saya. Sesudah semua personil lengkap, kami beraksi. Power Rangers! Berubah! bukan itu maksudnya beraksi. Maksudnya kami hunting tempat yang oke buat makan siang. Dari tempat makan yang murah sampai mahal, tidak ada yang memenuhi hasrat kami. Kami terus berjalan menemukan tempat makan yang sesuai budget dan selera kami pastinya. Akhirnya tanpa sengaja, kami menemukan sebuah restoran muslim. Tanpa berpikir panjang lagi, kami pun menjatuhkan pilihan pada restoran ini untuk bersantap siang.
Kami pun masuk ke restoran dan mulai memilh menu yang sesuai keinginan kami. Menunya dalam bahasa alien. Jadi kami hanya duduk dan menunggu teman kami yang merupakan penduduk lokal menerjemahkan menunya untuk kami. Setelah memilih, sepoci teh pun disuguhkan kepada kami. karena cuaca yang dingin, kami pun langsung menuangnya ke gelas dan memegangnya. Kalau diminum masih panas, jadi dipegang aja untuk menghangatkan telapak tangan yang terasa mulai membeku.
Sambil menunggu makanan kami dihidangkan, kami pun mulai membahas masalah project kami. Masakan yang kami pesan pun dihidangkan.

 Masakan pertama kami adalah sayur harimau (terjemahan bahasa aliennya). Rasanya kayak rujak tapi tidak ada pepaya, mangga, jambu, atau nenas. Sepiring sayur hijau dihidangkan di meja kami. Cukup segar dijadikan makanan pembuka. Sejenis salad versi cina.






Masakan kedua yang keluar dari dapur koki adalah timun yang diolah dengan telur dan sejenis fungus hitam. Rasanya juga enak, dengan fungus yang garing (kok jadi kayak bondan di acara wisata kuliner ni? mak nyusss....hahahahah)






Masakan yang ketiga ini namanya tahu kuda pedas. Jangan berpikir di masakan ini ada hubungan dengan segala sesuatu yang berbau kuda. Bahannya hanya tahu yang disiram dengan saus yang sangat pedas. Rasa pedasnya seperti tendangan kuda di lidah. Si koki ditendang kuda waktu memasukkan cabe ke dalam masakan ini, jadi kebanyakan cabenya. (untuk bagian koki ditendang kuda saya bercanda)




Pastinya ketiga makanan diatas dimakan dengan semangkuk nasi dan sumpit, ditemani oleh teh panas. Sehabis makan, kami pun menuju ke kasir untuk membayar. untuk 4 jenis masakan, oh ya, ada satu masakan daging. Sehubungan saya vegetarian, jadi tidak terlalu dibahas, saya juga tidak tahu rasa masakan daging tersebut. Nah, kembali ke bill, yang ternyata harganya RMB (Ren Min Bi = mata uang cina) 54. Jadi untuk masakan dan servis yang cukup memuaskan ini, kami hanya bayar RMB 11 seorang.
Kami pun berjalan keluar untuk window shopping. Kami masih 2 bulan berada disini. Kalau shopping sekarang, bisa-bisa uang untuk jalan-jalan dan keperluan lainnya habis terpakai. Jadinya, saya harus menahan nafsu konsumtif ini. Saat kami sedang berjalan, dari kejauhan ada sekumpulan orang yang sedang berjalan mengelilingi uang kuno cina yang dicetak super besar di lantai. Mungkin menurut kepercayaan mereka, mereka bisa kaya habis mengelilingi uang kuno ini.

Setelah berjam-jam berjalan dari satu toko ke toko lainnya, kami berjalan untuk melihat cemilan. Kami pun tiba di sebuah area penjual cemilan. terdapat hampir 100 kios cemilan yang berbeda. Mata saya tertuju kepada sebuah kios cemilan korea. Hanya dengan harga RMB 6, saya telah serasa berada di jalan di Korea. Cuaca yang dingin lebih mendramatisir imajinasi saya ini.
Selain ini, masih ada satu lagi cemilan yang saya beli. Namanya tahu goeng busuk, tapi rasanya seperti tahu goreng biasa yang disiram sejenis saus khas Tian Jin.

Setelah lelah berjalan, waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. Kami pun berpisah dan melangkah pulang ke homestay masing-masing. Dihitung-hitung kami sudah keluar masuk puluhan toko demi memenuhi kepuasan mata kami. Saya pun menuju stasiun bus untuk pulang. Ternyata jam 6 sore adalah jam pulang kerja dan pulang sekolah, jadi jalanan sangat ramai. Hampir semua bus penuh dengan orang berdesakan.
Tiba di rumah, saya kembali disuguhkan makan malam oleh pemilik rumah. Dengan demikian lengkaplah sehari ini dengan makanan yang enak-enak. Wuenak Tenan...

Tuesday, May 11, 2010

A little shock in flight- Ini pesawat apa bus kota ya?

Nah, satelah tiba di Hong Kong dan menghabiskan 2 hari disana. Saya pun harus berangkat ke Tian Jin. Journey start at 8! Kali ini saya benar-benar harus bangun pagi, jam 5.30, saya telah mandi dan bersiap-siap menuju stasiun MTR untuk berangkat ke stasiun Kowloon. Dari stasiun Kowloon, saya langsung ke counter shuttle Bus untuk naik bus dengan tujuan Shen Zhen International Airport. Tiba di Shen Zhen Airport, waktu menunjukkan pukul 11.50, saya menuju counter check in dan bergegas ke gate yang saat itu diumumkan telah dibuka.
Tiba di gate saya langsung mengantri untuk masuk ke dalam pesawat. Di dalam pesawat, saya duduk di seat no 8 D. Kedua orang disamping saya adalah penduduk lokal cina. Hampir seluruh pesawat penuh dengan suara dan sangat ricuh dengan bahasa-bahasa "alien", tetapi sehubungan saya masih dapat memahami bahasa alien tersebut, saya menerjemahkan percakapan kedua orang di samping saya. Salah satu diantara kedua penumpang itu sangat bangga karena dia baru makan mie di dalam bandara dan hampir di setiap kalimat percakapan dia mengatakan bahwa dia baru saja makn mie di dalam bandara.
Setengah jam di dalam pesawat, terdengan pengumuman dari awak kabin bahwa kita akan segera lepas landas dan lampu pesawat pun telah dimatikan. 15 belas menit kemudian, lampu kembali dinyalakan dan terdengar pengumuman dalam bahasa Alien dan bahasa Inggris versi Alien. Pengumuman tersebut mengatakan bahwa kami harus menunggu selama 3 jam berikutnya untuk lepas landas. Para penumpang tidak diperbolehkan turun dan kami harus menunggu di dalam pesawat dengan kondisi AC yang tidak dinyalakan.
Untung saja di cina cuacanya cukup dingin jadi tidak sampai berkeringat di dalam pesawat seperti naik angkot. Para pramugari pun berjalan keluar dengan mendorong kereta berisi makanan dan minuman untuk disajikan kepada penumpang. Satu jam berlalu, penumpang yang sudah kenyang pun mulai ribut dengan situasi yang sangat tidak nyaman tersebut. Setengah jam kemudian, seorang bapak berdiri mondar-mandir dan meminta untuk diturunkan kembali ke terminal. Seorang pramugari mencoba meredam situasi tetapi tidak berhasil. Penumpang membabi buta dan memecahkan kaca jendela. Satu persatu penumpang melompat keluar. "Warning you are in Dadar imagination world " Dua kalimat terakhir, saya bercanda.
Para penumpang pun memarahi pramugarinya, kasihan benar, padahal mereka sangat ramah, sabar, dan tidak sombong dengan para penumpang. Mungkin kalo di Indonesia, penumpangnya yang dimarahi balik sama pramugarinya. Alhasil, hampir setiap pramugari dimarahi oleh beberapa penumpang yang bawel ini. Seorang mendapat shift dimarahi 2-3 kali. Benar Salut! dua jempol deh buat pramugarinya.
Tiga jam berlalu, kami pun akhirnya lepas landas dari Shen Zhen International Airport menuju Tian Jin International Airport. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Alhasil setelah 3 jam menunggu dan perjalanan selama 3 jam saya pun tiba di Tian Jin dalam 6 jam. Tiba di Airport, saya menuju ke shop terdekat nyari kartu telepon (Kali ini gak perlu lewat imigresen dan custom sheck soalnya penerbangan domestik), dari sekian banyak toko, tidak ada satupun yang menjualnya.
Saya pun beranjak ke Customer Service dan hasilnya NIHIL. Tidak ada penjual kartu telepon di Bandara. Harapan saya pun pupus. Sebab saya belum memberitahukan penjemput saya bahwa pesawat saya telat 3 jam. Saya pun ingat dengan preparation booklet dari mereka yang menyuruh setiap peserta menuju ke Bin Jiang road. Saya keluar dari Bandara dan menuju stasiun bus dan berbahasa alien dengan alien setempat. Saya pun dipersilahkan naik bus. Setelah perjalanan panjang dan tiba di kota, saya disuruh turun di jalan. Saya bertanya, " ini ya jalannya itu?", dia jawab, "bukan, jalan lurus kedepan dan belok ke kanan."
Saya yang baru pertama kali ke kota ini, dengan satu koper besar dan 1 koper kecil berjalan. Cuaca yang dingin dan baju yang cukup tipis, cukup menyiksa, untung saja saya di negeri orang, jadi gak ada yang kenal, cuek aja. Tiba di Bin jiang road yang jaraknya 800m dari tampat saya diturunkan, saya menuju warung telepon umum dan menghubungi penjemput saya.
Akhirnya kami janjian ketemu di KFC dan saya dapat duduk tenang menikmati makan malam disana. 2 jam kemudian, datang seorang pria dari luar pintu melambaikan tangan kepada saya dan berkata " deraius?" Jelas-jelas nama saya darius, tapi karena masalah perbedaan lidah jadi saya maklum. he..he...Saya pun naik taksi dan diantarkan ke home stay saya.
Ternyata. Tempat homestay saya sangat nyaman. Saya tinggal dengan seorang ibu yang memiliki seorang anak perempuan. Sang Ayah bekerja di luar kota. Anaknya sekolah di Nankai University dan baru pulang dari Exchange di Mei Guo ( Bahasa Aliennya US, kalo diterjemahkan, mei=cantik dan guo=negara), Negara cantik? Cukup masuk akal. Saya disambut dengan sangat baik. Saya disediakan makan malam dengan masakan yang sangat maknyuss… pastinya sayur, karena saya sejenis herbivora ( vegetarian maksud saya..hehehhe) Akhirnya hari yang panjang ini berlalu dan saya dapat tidur dengan tenang di dalam kamar.

Saturday, May 8, 2010

Dikejar Masalah!!! Kabur.....




Ini merupakan lanjutan dari perjalanan saya di KL dalam rangka mengurus visa bulan lalu. Jadi kan ceritanya saya pergi ke KL untuk mengurus visa ke cina. Setelah hari demi hari, minggu demi ninggu, akhirnya saya akan berangkat ke Hong Kong, tapi 3 hari sebelum keberangkatan, saya sakit. Dikirain DBD (bahasa kerennya Blood fever Denque), eh ternyata kompilasi antara darah rendah dan terlalu letih (dikirain cuma album lagu aja yang bisa kompilasi?)
Hampir saja flightnya mau di cancel, 1 hari sebelum keberangkatan saya sembuh, tapi muncul masalah baru, saya belum belajar untuk ujian, eh, saya malah yang baru sembuh ini pergi ke Penang buat ngantarin kawan ke Bandara (dasar ni orang gila jalan!!!) Pulang dari Penang pukul 10 malam, saya yang sudah capek ini pun tertidur. Alhasil besok ujian jam 2 siang, baru belajar jam 11 pagi, dengan modal badan yang setengah sembuh dan otak yang setengah nyala, serta semangat untuk ke Cina, saya pun memaksakan diri untuk ujian.(sebenarnya  dipaksa).
Habis ujian saya pun mempersiapkan keberangkatan saya dengan destinasi Alor Setar - Kuala Lumpur - Hong Kong tanggal 7 mei 2010, Pukul 10 malam saya menuju Alor Setar dengan 2 orang senior saya (Asyik diantarin), Tiba di stasiun bus Alor Setar, kami pun harus menunggu 3 orang lagi yang masih menghadapi perang tulisan terakhir. Dengan membawa koper sebanyak 6 buah (bukan punya saya ya, punya saya cuma 2, 4 lagi punya senior saya) saya dan seorang senior saya berjalan seperti anak terlantar di satsiun bus atau kayak orang pindahan rumah ya?. Jam menunjukkan pukul 11.30 dan mereka semua telah tiba di stasiun dengan selamat. Kami segera menuju bus dan menikmati perjalanan panjang selama 7 jam menuju KL. Kali ini kami tiba di KL tanpa hambatan. Tidak seperti perjalanan saya pulang dari KL yang lalu.
Pukul 5.30 pagi, kami tiba di Stasiun Duta di KL, kami menunggu bus shuttle ke airport selama 1 jam, sampai akhirnya kami pun bertanya kepada seorang supir yang jawabannya "tidak ada shuttle bus ke airport, yang ada di KL Sentral." Kami pun harus naik bus ke KL sentral lagi. Sampai di KL Sentral kami berpisah karena saya naik pesawat di Bandara KL LCCT.
Tepat pukul 10.30, saya tiba di LCCT, saya langsung ke Marry Brown untuk check in makanan ke perut saya, barulah setelah itu check in  bagasi ke Counter Drop Baggage, Secara saya kan udah self check-in (hari gini masih ngantri) Ternyata di saat mata saya sibuk mengejek orang-orang yang ngantri buat check-in, saya harus menelan pil pahit. Saya didenda RM 20 karena mengejek orang (hah?bukan saya bercanda, saya didenda karena bagasi saya lebih 1,8 kg) Setelah mengurus check in dengan boarding pass di tangan, saya menunggu di lounge sambil online di Airport yang katanya International Standard ini. (Sebenarnya saya nunggu battery hp saya full, lagi di charge soalnya hp saya baterenya habis terkuras buat dengerin musik 7 jam di perjalanan Alor Setar-KL)
Setelah online selama 2 jam, saya pun menemui 2 kawan saya yang satu mau pulang ke jakarta, yang satu lagi cuma ikut ngantar. Dia kan ikutan ke cina bareng saya (Kami ini tiga petualang di Lost in KL, kontrak salah satu pemainnya habis, jadi pulang ke jakarta, sedangkan kami berdua berlanjut kontraknya) Saya pun ke gate bersama kawan yang mau pulang ke Jakarta, yang satu lagi kecepatan ke Bandara, dia kan pesawatnya tanggal 9 (mau nginap di bandara 2 hari ya,buk!haha bercanda)
Sampai di gate, saya pun menunggu bersama kawan saya yang pesawatnya ke jakarta. Satu jam berlalu, pesawat ke jakarta udah boarding, semanagat saya pun semakin menggebu-gebu untuk ke HongKong yang akan boarding setangah jam lagi.(Yeah...!!!) Akhirnya keluar suara ding..ding..ding...ding (Our passanger of flight AK 658 destination Hong Kong please come to gate T11 for Passport and Boarding Pass final check) yeah...yeah..yeah... saya menuju gate, mau boarding...asyik!!!(soalnya saya paling benci menunggu) Langkah demi langkah menuju pesawat dengan pasti. Setibanya di depan pesawat, kami disuruh kembali ke gate, karena ada perbaikan.(Oh no, It means that I have to wait for another 1 hour  aaaaaaarrrrrrggggghhhhh!!!)\
Oke, apa boleh buat, saya pun menunggu lagi, singkat cerita, 1 jam berlalu, dan ada pengumuman untuk nunggu setengah jam lagi. Akhirnya setelah satu setengah jam menunggu, kami pun dipersilahkan masuk ke pesawat.(selama nunggu aku ngerasa kayak di film the Terminal...waduh...waduh....)


Pukul 3 sore(maaf saya gak tau jam 3 itu siang apa sore ya?soalnya biasa pake PM sama AM...hehehehehheh), kami pun take off ke Hong Kong, padahal seharusnya pukul 1.30 berangkatnya. Di pesawat, saya dapat tempat duduk di samping orang Belanda, singkat cerita, sepanjang perjalanan saya hanya menyumbat telinga saya dengan headphone dan tidur. 4 jam kemudian akhirnya saya tiba di Bandara Hong Kong, melangkah keluar dan tak sabar ingin segera menuju kota.
Saya pun segera ambil bagasi dan ngantri di immigration. Tiba giliran saya, dengan pasti saya menyerahkan passport dan immigration form saya kepada petugas imigrasi. Hampir 5 menit berlalu, saya ditarik ke office dan mereka memberikan saya HK$ 1000 karena saya pengunjung ke 10 juta bulan ini. Untuk bagian pengunjung ke 10 juta, saya bercanda, untuk HK$ 1000 hanya imajinasi saya. Saya ditahan karena nama saya sama dengan nama seorang buronan di Hong Kong.

Dasar! gak tau ya ini artis dari Indonesia.  Maksud saya bayangannya doang. haha. Pasti yang baca ini dalam hatinya berkata “garing”.  Setelah ditanya masalah tujuan datang, akhirnya saya diizinkan masuk ke Hong Kong. Akhirnya dengan perasaan lega menuju custom check. Eh, saya ditahan lagi gara-gara bagasi saya dicurigai. Astaga!!! Saya pun di cek lagi. Koper saya dibongkar lagi. Akhirnya, setelah dibongkar dan saya pun dibuktikan tidak bersalah. Saya pun diizinkan masuk ke Hong Kong. Huuuuurrrraaaaayyyyy!!!